BAB I:
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain sangat diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari, dikarenakan manusia merupakan makhluk sosial yang tidak
dapat hidup sendiri atau masih membutuhkan bantuan dari pihak lain.
Bersosialisasi pun sangat penting dalam menjalin hubungan yang baik antara
manusia yang satu dengan yang lainnya. Jika tidak adanya individu, maka
keluarga dan masyarakat pun tidak akan tercipta. Begitu pula dengan individu,
tidak akan bisa berjalan sendiri jika tidak adanya keluarga dan masyarakat,
karena dengan adanya keluarga dan masyarakat, masing-masing individu dapat
mengekspresikan segala hal yang berhubungan dengan sosial. Aspek individu,
keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa
dipisahkan.
1.2.
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari Makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar (Softskill) dan juga memberikan tambahan ilmu pengetahuan
dan wawasan baru untuk saya khususnya dan para pembaca umumnya.
1.3.
Metodologi Penulisan
Metode penelitan yang digunakan adalah metode
Deskriptif.
BAB II:
TEORI
2.1. Pertumbuhan Individu
A.
Pengertian Individu
Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil
dari kelompok masyarakat
yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri
dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok
sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih
kecil.
Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri
yang berbeda. Individu yang
saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok dimana dirinya bergabung.
B. Pengertian
Pertumbuhan
Makna
dari pertumbuhan berbeda dengan makna dari perkembangan. namun kedua proses
tersebut selalu berjalan seiringan. Keduanya juga merupakan proses biologis
yang sulit untuk dipisahkan. namun demikian, antara pertumbuhan dan
perkembangan bisa dibedakan dengan cara melihat perubahan ukuran yang terjadi
pada makhluk hidup.
C. Faktor-Faktor
yang Memengaruhi Pertumbuhan
F Faktor Biologis
Semua manusia
normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan,
kaki dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam
kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus.
Artinya, setiap individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang
sama.
F
Faktor Geografis
Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa
kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu
bisa berjalan dengan baik dan mencimbulkan kepribadian setiap individu yang
baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan
baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak
baik pula.
F
Faktor Kebudayaan Khusus
Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian
anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat
yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga.
2.2. Fungsi Keluarga
·
Fungsi Pendidikan dilihat dari
bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan
kedewasaan dan masa depan anak.
·
Fungsi
Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi
anggota masyarakat yang baik.
·
Fungsi
Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota
keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
·
Fungsi
Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan
dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi
antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam
menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
·
Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan
dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan
keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.
·
Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana
kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa
sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
·
Fungsi
Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam
keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman
masing-masing, dan lainnya.
·
Fungsi Biologis dilihat dari
bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya.
·
Memberikan
kasih sayang, perhatian, dan rasa aman di antara keluarga, serta membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
2.3. Individu, Keluarga, dan Masyarakat
A. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul
dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau
lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan,
di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
B. Pengertian
Masyarakat dan Golongannya
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society)
adalah sekelompok orang yang
membentuk sebuah sistem semi
tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu
yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri
berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah
masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling
tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu
sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan
sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta
sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian
berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat
terbagi menjadi 2 golongan, yaitu :
1.
Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive)
pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin.
Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari
latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan
pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam yagn buas saat itu.
2.
Masyarakat Maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelomok sosial, atau
lebih dikenal dengan sebuatan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh
dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan
dicapai.
C.
Perbedaan Masyarakat Industri dan Masyarakat
Non-Industri
1. Masyarakat Non
Industri
Secara garis besar, kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
Secara garis besar, kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
a. Kelompok Primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini juga disebut kelompok “face to face group”, sebab para anggota sering berdialog bertatap muka. Sifat interaksi dalam kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja dan tugas pada kelompok menenerima serta menjalankannya tidak secara paksa, namun berdasarkan kesadaran dan tanggung jawab para anggota secara sukarela.
b. Kelompok sekunder
Antaran anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu sifat interaksi, pembagian kerja, antaranggota kelompok diatur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasiomnal dan objektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/tugas berdasarkan kemampuan dan keahlian tertentu, disamping itu dituntut pula dedikasi. Hal-hal tersebut dibutuhkan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contohnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja/buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Kelompok sekunder dapat dibagi dua yaitu : kelompok resmi (formal group) dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah kelompok tidak resmi tidak berststus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) seperti lazim berlaku pada kelompok resmi.
2.
Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi pembagian kerja sebagi dasar untuk mengklarifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya, tetapi ia lebih cenderung memergunakan dua taraf klarifikasi, yaitu sederhana dan yang kompleks. Masyarakat yang berada di antara keduanya daiabaikan (Soerjono Soekanto, 1982 :190).
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat bertambah tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis juga menjadi cirri dari bagian/kelompok-kelompok masyarakat industri dan diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Laju pertumbuhan industri-industri berakibat memisahkan pekerja dengan majikan menjadi lebih nyata dan timbul konflik-konflik yang tak terhindarkan, kaum pekerja membuat serikat-serikat kerja/serikat buruh yang diawali perjuangan untuk memperbaiki kondisi kerja dan upah. Terlebih setelah kaum industralis mengganti tenaga manusia dengan mesin.
Interaksi Antara Individu, Keluarga Dan Masyarakat
Seorang individu barulah individu apabila pola prilakunya yang khas dirinya diproyeksikan pada suatu lingkungan social yang disebut masyarakat.
Durkheim mempergunakan variasi pembagian kerja sebagi dasar untuk mengklarifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya, tetapi ia lebih cenderung memergunakan dua taraf klarifikasi, yaitu sederhana dan yang kompleks. Masyarakat yang berada di antara keduanya daiabaikan (Soerjono Soekanto, 1982 :190).
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat bertambah tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis juga menjadi cirri dari bagian/kelompok-kelompok masyarakat industri dan diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Laju pertumbuhan industri-industri berakibat memisahkan pekerja dengan majikan menjadi lebih nyata dan timbul konflik-konflik yang tak terhindarkan, kaum pekerja membuat serikat-serikat kerja/serikat buruh yang diawali perjuangan untuk memperbaiki kondisi kerja dan upah. Terlebih setelah kaum industralis mengganti tenaga manusia dengan mesin.
Interaksi Antara Individu, Keluarga Dan Masyarakat
Seorang individu barulah individu apabila pola prilakunya yang khas dirinya diproyeksikan pada suatu lingkungan social yang disebut masyarakat.
BAB III:
ANALISIS
3.1. Hubungan Individu,
Keluarga, dan Masyarakat
A.
Pengertian Makna Individu, Keluarga, dan Masyarakat
Individu
merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu
berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah
lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri
dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial
tersebut yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan lebih kecil.
Keluarga
dengan berbagai fungsi yang dijalankan adalah sebagai wahana diman seorang
individu mengalami proses sosialisasi yang pertama kali, sangat penting artinya
dalam mengarahkan terbentuknya individu menjadi seorang yang berpribadi.
Sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, keluarga mempunyai
korelasi fungsional dengan masyarakat tertentu, oleh karena itu dalam proses
pengembangan individu menjadiseorang yang berpribadi hendaknya diarahkan sesuai
dengan struktur masyarakat yang ada.
Masyarakat
adalah tempat kita bisa melihat dengan jelas proyeksi individu sebagai bagian
keluarga, keluarga sebagai tempat terprosesnya, dan masyarakat adalah tempat
kita melihat hasil dari proyeksi tersebut. Individu yang berada dalam
masyarakat tertentu berarti ia berada pada suatu konteks budaya tertentu.
Karena disini akan terlibat individu sebagai perwujudan dirinya sendiri dan
merupakan makhluk sosial sebagai perwujudan anggota kelompok atau anggota
masyarakat.
B.
Hubungan Antara Makna Individu, Keluarga,
dan Masyarakat
Manusia adalah sebagai makhluk individu dalam arti tidak dapat di pisahkan
antara jiwa dan raganya, oleh karena itu dalam proses perkembangannya perlu
keterpaduan antara perkembangan jasmani maupun rohaninya.
Sebagai
makhluk sosial seorang individu tidak dapat berdiri sendiri, saling membutuhkan
antara yang satu dengan yang lainnya, dan saling mengadakan hubungan sosial di
tengah–tengah masyarakat.
Keluarga dengan berbagai fungsi yang dijalankan adalah sebagai wahana dimana seorang individu mengalami proses sosialisasi yang pertama kali, sangat penting artinya dalam mengarahkan terbentuknya individu menjadi seorang yang berpribadi.
Sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, keluarga mempunyai korelasi fungsional dengan masyarakat tertentu, oleh karena itu dalam proses pengembangan individu menjadi seorang yang berpribadi hendaknya diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat yang ada, sehingga seorang individu menjadi seorang yang dewasa dalam arti mampu mengendalikan diri dan melakukan hubungan – hubungan sosial di dalam masyarakat yang cukup majemuk.
Masyarakat adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi yang memiliki prasarana untuk kegiatan tersebut dan adanya saling keterikatan untuk mencapai tujuan bersama. Masyarakat adalah tempat kita bisa melihat dengan jelas proyeksi individu sebagai bagian keluarga, keluarga sebagai tempat terprosesnya, dan masyarakat adalah tempat kita melihat hasil dari proyeksi tersebut.
Individu yang berada dalam masyarakat tertentu berarti ia berada pada suatu konteks budaya tertentu. Pada tahap inilah arti keunikan individu itu menjadi jelas dan bermakna, artinya akan dengan mudah dirumuskan gejala – gejalanya. Karena di sini akan terlibat individu sebagai perwujudan dirinya sendiri dan merupakan makhluk sosial sebagai perwujudan anggota kelompok atau anggota masyarakat.
Keluarga dengan berbagai fungsi yang dijalankan adalah sebagai wahana dimana seorang individu mengalami proses sosialisasi yang pertama kali, sangat penting artinya dalam mengarahkan terbentuknya individu menjadi seorang yang berpribadi.
Sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, keluarga mempunyai korelasi fungsional dengan masyarakat tertentu, oleh karena itu dalam proses pengembangan individu menjadi seorang yang berpribadi hendaknya diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat yang ada, sehingga seorang individu menjadi seorang yang dewasa dalam arti mampu mengendalikan diri dan melakukan hubungan – hubungan sosial di dalam masyarakat yang cukup majemuk.
Masyarakat adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi yang memiliki prasarana untuk kegiatan tersebut dan adanya saling keterikatan untuk mencapai tujuan bersama. Masyarakat adalah tempat kita bisa melihat dengan jelas proyeksi individu sebagai bagian keluarga, keluarga sebagai tempat terprosesnya, dan masyarakat adalah tempat kita melihat hasil dari proyeksi tersebut.
Individu yang berada dalam masyarakat tertentu berarti ia berada pada suatu konteks budaya tertentu. Pada tahap inilah arti keunikan individu itu menjadi jelas dan bermakna, artinya akan dengan mudah dirumuskan gejala – gejalanya. Karena di sini akan terlibat individu sebagai perwujudan dirinya sendiri dan merupakan makhluk sosial sebagai perwujudan anggota kelompok atau anggota masyarakat.
3.2. Urbanisasi dan
Proses Terjadinya Urbanisasi
Urbanisasi adalah
perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi
adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang
tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan
kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang
signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan,
fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain
sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan
keluarnya.
Ada 2 proses terjadinya urbanisasi, yaitu
:
1.
Proses Urbanisasi merupakan Proses Ekonomi
Negara Sedang Berkembang- urbanisasi pada
negara berkembang dimulai sejak PD II, urbanisasi merupakan titik tolak
terjadinya industri (kebalikan dari negara industri maju)- penduduk kota
meningkat cepat- urbanisasi tidak terbagi rata, semakin besar kotanya, semakin
cepat proses urbanisasinya,adanya konsep “Primate City”
2.
Proses Urbanisasi Bersifat Demografi
Dari uraian di atas, jelas bahwa sejak PD
II, proses urbanisasi di negara berkembang terjaditerlebih dulu dan kemudian
menjadi titik tolak terjadinya industrialisasi. Pada kenyataannnya,saat ini
seperti yang terjadi di Cibinong, urbanisasi terjadi setelah adanya industri
(dibangunnyadaerah-daerah industri baru). Selain itu pada daerah pinggiran
Jakarta dibangun beberapa daerahindustri yang berfungsi untuk mendukung
kegiatan kota Jakarta, selain itu juga terjadi peningkatan ekonomi wilayah
pinggiran tersebut sehingga wilayah tersebut berangsur-angsur menjadi kota.
Oleh karena itu konsep bahwa urbanisasi merupakan titik tolak terjadinya
industrimenjadi kurang tepat karena sesungguhnya keduanya saling
mempengaruhi.Selain itu telahdisebutkan bahwa urbanisasi adalah proses kenaikan
proporsi jumlah penduduk kota, dalam bukuKota Indonesia Masa Depan Masalah dan
Prospek, oleh BN Marbun, disebutkan bahwa kenaikan jumlah penduduk ini
diantaranya disebabkan oleh:- gejala alami, yaitu kelahiran- masuknya
orang-orang yang pindah dari daerah pedesaan ke perkotaan, ataupun dari daerah
perkotaan ke daerah perkotaan yang lebih besar atau yang disebut migrasi
(rural-urban, urban-urban).Kedua hal ini biasanya disebut sebagai komponen
urbanisasi. Dari kedua komponentersebut biasanya, pengaruh perpindahan penduduk
dari pedesaan ke perkotaan ataupun perpindahan daeri perkotaan ke kota yang
lebih besar akan mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan
pengaruh jumlah kelahiran. Banyak orang berpendapat bahwa alasan utama
kepindahan seseorang atau sekelompok orang dari daerahnya ke tempat lain adalah
karena terdorong oleh faktor-faktor penarik daerahkota atau daerah tersebut
serta anggapan dari masyarakat desa bahwa kota dapat memberikanlapangan/
kesempatan kerja dengan memberikan upah yang besar. Namun dalam
kenyataannyasebagian besar penyebab terjadinya migrasi ini adalah karena tidak
adanya pekerjaan yang sesuaidengan keahlian yang mereka miliki, sehingga timbul
kecenderungan untuk keluar dari desa
atau daerah mereka untuk pindah ke kota.
BAB
IV:
REFERENSI