1.
Jelaskan tentang Frequency Modulation (FM)
Modulasi
Frekuensi (Frequency Modulation = FM ) adalah proses menumpangkan sinyal
informasi pada sinyal pembawa (carrier) sehingga frekuensi gelombang pembawa
(carrier) berubah sesuai dengan perubahan simpangan (tegangan) gelombang sinyal
informasi. Jadi sinyal informasi yang dimodulasikan (ditumpangkan) pada
gelombang pembawa menyebabkan perubahan frekuensi gelombang pembawa sesuai
dengan perubahan tegangan (simpangan) sinyal informasi. Pada modulasi frekuensi
sinyal informasi mengubah-ubah frekuensi gelombang pembawa, sedangkan
amplitudanya konstan selama proses modulasi.
Modulasi
frekuensi adalah salah satu bentuk modulasi dimana frekuensi sinyal pembawa
divariasikan secara proposional berdasarkan amlitudo sinyal informasi.
Amplitudo sinyal pembawa tetap konstan. Contoh dari FM adalah frekuensi radio
yang sekarang lebih sering digunakan radio pada umumnya.
Modulasi
frekuensi merupakan modulasi analog non-linier, disebut juga modulasi sudut.
Disebut non-linier karena frekuensi sinyal pembawa bisa berubah-ubah. Pada
modulasi ini, besarnya amplitudo sinyal informasi mempengaruhi besarnya
frekuensi carrier tanpa mempengaruhi besarnya amplitudo sinyal pembawa.
Rentang
frekuensi FM adalah 88 MHz – 108 MHz sehingga dikategorikan sebagai Very High
Frequency (VHF), sedangkan panjang gelombangnya dibawah 1.000 KHz sehingga
jangkauan sinyalnya tidak jauh.
Modulasi
frekuensi memiliki bandwith yang lebih besar daripada amplitudo modulasi
sehingga bisa menghasilkan suara stereo dengan menyatukan beberapa saluran
audio pada satu gelombang carrier. FM lebih tahan terhadap gangguan sehingga
dipilih sebagai modulasi standar untuk frekuensi tinggi
Keuntungan FM antara
lain, potensi gangguan lebih kecil (kualitas lebih baik) dan daya yang
dibutuhkan lebih kecil
PROSES MODULASI FREKUENSI (FREQUENCY MODULATION, FM)
Proses modulasi
frekuensi digambarkan sebagai berikut:
Besar perubahan
frekuensi (deviasi), δ atau fd, dari sinyal pembawa sebanding dengan amplituda
sesaat sinyal pemodulasi, sedangkan laju perubahan frekuensinya sama dengan
frekuensi sinyal pemodulasi. Persamaan sinyal FM dapat dituliskan sebagai
berikut:
dimana,
eFM = Nilai
sesaat sinyal FM
Ec
= amplituda maksimum sinyal pembawa
ωc
= 2π fc dengan fc adalah frekuensi sinyal pembawa
ωm =
2π fm dengan fm atau fs adalah frekuensi sinyal pemodulasi
mf = indeks
modulasi frekuensi
Pada modulasi
frekuensi kita mengenal istilah indeks modulasi (mf). Indeks modulasi ini
didefinisikan sebagai berikut:
Spektrum Sinyal FM
Lebar bandwidth sinyal
FM adalah tak berhingga. Namun pada praktek biasanya hanya diambil bandwith
dari jumlah sideband yang signifikan. Jumlah sideband signifikan ditentukan
oleh besar indeks modulasinya seperti dalam fungsi tabel besel berikut.
Tabel Fungsi Besel
Untuk Modulasi Frekuensi (Frequency Modulation, FM)
Ji : nilai
amplituda komponen frekuensi sideband ke i (i≠0)
Jo : nilai
amplituda komponen frekuensi sinyal pembawa (bukan sideband)
β = mf : indeks
modulasi
Lebar bandwidth pada
modulasi FM dapat ditentukan menggunakan teorema carson sebagai berikut :
dimana,
fd =
frekuensi deviasi
fm =
frekuensi maksimum sinyal pemodulasi
Karakter dari
transmisi modulasi frekuensi (Frequency Modulation, FM) adalah :
·
Tidak dapat dipantulkannya gelombang elektromagnetic dari modulasi
frekuensi sehingga jarak pancaran adalah line of sight dan terbatas pada daya
pancar.
·
Ketahanan modulasi terhadap noise pada transmisi modulasi frekuensi,
sehingga kualitas sinyal informasi yang diterima jernih seperti aslinya.
PRINSIP MODULASI
FREKUENSI
Prinsip Dasar FM:
Ø Pada modulasi
frekuensi, amplitudo pembawa konstan tetapi frekuensi akan berubah sesuai
dengan perubahan amplitudo isyarat pemodulasi.
Ø Jika amplitudo
pemodulasi meningkat, frekuensi pembawa akan lebih tinggi daripada frekuensi
normalnya. Jika amplitudo pemodulasi turun, frekuensi pembawa akan lebih rendah
daripada frekuensi normalnya. Dapat juga diterapkan untuk kondisi sebaliknya.
Ø Perubahan frekuensi
maksimum pada saat amplitudo pembawa maksimum disebut deviasi frekuensi .
Ø Oleh karena frekuensi
pembawa berubah mengikuti amplitudo pemodulasi maka frekuensi pembawa akan
berayun di atas dan di bawah frekuensi normal sesuai dengan frekuensi pembawa.
Ø Jumlah ayunan
frekuensi pembawa dalam tiap detiknya disebut laju deviasi frekuensi.
2.
Jelaskan tentang AM (Amplitude Modulation)
Modulasi amplitudo atau dikenal dengan sebutan AM (Amplitude Modulation)
secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu teknik modulasi yang mana
amplitudo sinyal carrier berubah-ubah sesuai dengan perubahan amplitudo
sinyal informasi.
Misalkan sebuah sinyal memiliki frekuensi 1 kHz akan dimodulasikan dengan sinyal carrier yang memiliki frekuensi 10 kHz, maka akan menghasilkan sinyal termodulasi AM seperti gambar berikut:
Misalkan sebuah sinyal memiliki frekuensi 1 kHz akan dimodulasikan dengan sinyal carrier yang memiliki frekuensi 10 kHz, maka akan menghasilkan sinyal termodulasi AM seperti gambar berikut:
Gambar: Sinyal Sinus 1 kHz
Gambar: Sinyal Carrier 10 kHz
Gambar: Sinyal Termodulasi AM
Pada contoh di
atas gelombang sinyal carrier masih terlihat jelas. Pada kondisi praktek
perbandingan frekuensi sinyal carrier dengan frekuensi sinyal informasi biasanya
jauh lebih besar. Misalkan suatu pemancar AM menggunakan frekuensi carrier 27
MHz sedangkan frekuensi sinyal informasi berkisar 1 kHz. Jika demikian maka
sinyal termodulasi AM akan memiliki gelombang yang sangat rapat sehingga hanya
terlihat envelope-nya saja.
Gambar: Sinyal Termodulasi dengan Frekuensi Carrier
tinggi
Ciri khas AM
adalah pada variasi amplitudo, karena itu penguat (amplifier) yang digunakan
haruslah penguat linier, agar penguatan amplitudo yang dihasilkan tetap
memiliki variasi yang sesuai dengan sinyal aslinya. Hal ini yang menjadi
kekurangan AM karena menggunakan penguat linier yang umumnya lebih mahal dan
kurang efisien.
Analisis Domain Waktu
Pada AM sinyal
carrier hampir selalu berupa sinyal sinusoida, sedangkan sinyal pemodulasi/informasi
bisa berupa sinyal sinusoida, tetapi lebih sering berupa sinyal acak seperti
misalnya sinyal audio.
Sinyal termodulasi AM memiliki amplitudo yang berubah-ubah tergantung perubahan amplitudo sinyal termodulasi. Hal ini dapat dinyatakan dengan persamaan:
Sinyal termodulasi AM memiliki amplitudo yang berubah-ubah tergantung perubahan amplitudo sinyal termodulasi. Hal ini dapat dinyatakan dengan persamaan:
v(t) = (Vc + vm)
sin wct
(1)
dimana:
v(t) = amplitudo sesaat dari sinyal termodulasi (volt)
Vc = amplitudo puncak sinyal carrier (volt)
vm = amplitudo sesaat dari sinyal pemodulasi (volt)
wc = frekuensi sinyal carrier (radian per detik)
t = waktu (detik)
Jika sinyal pemodulasi berupa sinyal sinusoida maka persamaan di atas dapat dituliskan menjadi:
v(t) = (Vc + Vm sin wmt) sin wct (2)
dimana:
Vm = amplitudo puncak sinyal pemodulasi (volt)
wm = frekuensi sinyal pemodulasi (radian per detik)
variabel yang lain sama seperti pada persamaan sebelumnya.
Indeks Modulasi
Indeks
modulasi pada AM merupakan perbandingan antara amplitudo sinyal pemodulasi
dengan amplitudo sinyal carrier. Indeks modulasi biasa disimbolkan dengan m,
persamaannya sebagai berikut:
m = Vm / Vc (3)
Nilai indeks modulasi juga dapat dinyatakan dalam persen, yaitu dengan mengalikan m dengan 100.
Jika persamaan (3) disubstitusikan dengan persamaan (2) maka didapatkan persamaan:
v(t) = Vc(1 + m sin wmt) sin wct (4)
Ada beberapa variasi nilai m, diantaranya:
- ketika m = 0, Em = 0, maka sinyal termodulasi adalah sama seperti sinyal carrier (sebelum modulasi)
m = Vm / Vc (3)
Nilai indeks modulasi juga dapat dinyatakan dalam persen, yaitu dengan mengalikan m dengan 100.
Jika persamaan (3) disubstitusikan dengan persamaan (2) maka didapatkan persamaan:
v(t) = Vc(1 + m sin wmt) sin wct (4)
Ada beberapa variasi nilai m, diantaranya:
- ketika m = 0, Em = 0, maka sinyal termodulasi adalah sama seperti sinyal carrier (sebelum modulasi)
m = 0
- ketika 0 < m <1, nilai ini yang terjadi dalam kondisi nyata.
Resultan gelombang semakin terlihat signifikan ketika nilai m mendekati 1.
m = 0,5
- ketika m =1, merupakan kondisi ideal. Sinyal termodulasi yang paling baik dihasilkan jika nilai m = 1.
Tetapi kondisi ini sukar dicapai karena keterbatasan alat, terutama kendala noise.
Pada nilai m = 1, amplitudo puncak siyal termodulasi akan bervariasi
dari nol sampai dua kali amplitudo sinyal carrier (sebelum modulasi).
m = 1
- ketika m > 1, pada kondisi ini dikatakan terjadi overmodulasi.
Overmodulasi akan menghasilkan distorsi pada sinyal termodulasi, dan envelope sama sekali berbeda bentuknya dengan sinyal informasi/pemodulasi.
m = 1,5
Perhitungan Indeks
Modulasi
Dari gambar sinyal
termodulasi di atas,
dengan persamaan 5 dan 6 di atas, maka persamaan 3 dapat dijabarkan menjadi,
persamaan 7 digunakan untuk menghitung indeks modulasi jika yang dketahui adalah amplitudo maksimum dan amplitudo minimum sinyal termodulasi/sinyal hasil modulasi AM.
Analisis Domain
Frekuensi
Komponen frekuensi bisa ditunjukkan dari persamaan 4:
v(t) = Vc(1 + m sin wmt) sin wct
= Vc sin wct + mVc sin wct sin wmt (8)
Kemudian dengan menggunakan identitas trigonometri:
sin A sin B = (1/2)[cos(A-B) - cos(A+B)]
persamaan 8 dijabarkan menjadi:
dan dapat diubah menjadi 3 suku sebagai berikut:
Dari persamaan 9 di atas terdapat 3 komponen frekuensi, yaitu sinyal carrier original dan dua sinyal sinusoida, satu di atas frekuensi carrier dan satu di bawah. Jika sinyal digambarkan dalam domain frekuensi maka akan terlihat seperti gambar berikut:
Gambar: Sinyal AM dalam domain frekuensi
Pada gambar di atas terdapat dua frekuensi di tiap sisi frekuensi carrier. Frekuensi di samping frekuensi carrier disebut side frekuensi atau lebih sering disebut dengan sideband. Amplitudo sideband dibandingkan dengan amplitudo carrier adalah proporsional terhadap nilai m, dan bernilai setengah amplitudo carrier pada m = 1.
Secara matematis dapat dituliskan:
dimana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar